Selasa, 11 Oktober 2011

rahmat bikin ulah






Foto Terkait Susno Diperiksa Pansus Century Jakarta - Dua pemuda yang berteriak-teriak dalam rapat Pansus Century adalah mahasiswa dari Universitas Islam Assyafi'iyah dan STIE Swadaya. Mereka mengaku gemas melihat rapat pansus yang dinilai tidak cukup serius mengorek keterangan Susno Duaji.

Dua mahasiswa itu adalah Arifin dan Rahmat Sholeh. Akibat ulahnya, izin bagi mereka menghadiri rapat dicabut dan diusir keluar dari Komplek DPR, Senayan, Jakarta.

Rahmat cs



RABU, 20 JANUARI 2010 16:13 WIB
Teriakan Aktivis
Tiga orang aktivis Rahmat Sholeh, Zulfian dan alfian dari Barisan Mahasiswa Penyelamat Uang Negara (tengah) diamankan pihak Pengamanan Dalam (Pamdal) seusai meneriakkan "Maling Century" kepada mantan Kabareskrim Komjen Pol. Susno Duadji saat memberikan keterangan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/1). Mereka menyatakan aksi itu hanya untuk memastikan pansus serius dalam menangani dan mengusut skandal Century ini karena banyak penegak hukum yang hanya berwacana dan tidak ada hasilnya. MI/SUSANTO
MI/SUSANTO


rahmat beraksi

Mahasiswa Teriak Maling Century karena Gemas Lihat Pansus
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta - Dua pemuda yang berteriak-teriak dalam rapat Pansus Century adalah mahasiswa dari Universitas Islam Assyafi'iyah dan STIE Swadaya. Mereka mengaku gemas melihat rapat pansus yang dinilai tidak cukup serius mengorek keterangan Susno Duaji.

Dua mahasiswa itu adalah Arifin dan Rahmat sholeh. Akibat ulahnya, izin bagi mereka menghadiri rapat dicabut dan diusir keluar dari Komplek DPR, Senayan, Jakarta.

"Kami ke mari buat memastikan pansus serius dalam mengusut Century, jangan sampai cuma wacana. Tapi ternyata mereka lebih asyik bercanda," kata Rahmat, Rabu (20/1/2010).

Rahmat datang ke ruang rapat Pansus Century bersama 3 orang rekannya. Rombongan kecil yang menamakan diri "Gerakan Revolusi Penyelamat Uang Negara" itu juga sudah mendapatkan izin resmi dari Sekretariat DPR untuk menghadiri rapat secara langsung dari balkon ruang rapat.

Di saat anggota pansus dari FPG Bambang Soesatyo mengajukan pertanyaan kepada Kombes Pol Susno Duadji, mendadak Rahmat dan Arifin berteriak "Tangkap maling Century!" Petugas keamanan dalam langsung meringkus dan membawa mereka keluar ruang sidang.

Rahmat beraksi

Mahasiswa Teriak Maling Century karena Gemas Lihat Pansus

Jakarta - Dua pemuda yang berteriak-teriak dalam rapat Pansus Century adalah mahasiswa dari Universitas Islam Assyafi'iyah dan STIE Swadaya. Mereka mengaku gemas melihat rapat pansus yang dinilai tidak cukup serius mengorek keterangan Susno Duaji.

Dua mahasiswa itu adalah Arifin dan Rahmat Sholeh. Akibat ulahnya, izin bagi mereka menghadiri rapat dicabut dan diusir keluar dari Komplek DPR, Senayan, Jakarta.

"Kami ke mari buat memastikan pansus serius dalam mengusut Century, jangan sampai cuma wacana. Tapi ternyata mereka lebih asyik bercanda," kata Rahmat, Rabu (20/1/2010).

Rahmat datang ke ruang rapat Pansus Century bersama 3 orang rekannya. Rombongan kecil yang menamakan diri "Gerakan Revolusi Penyelamat Uang Negara" itu juga sudah mendapatkan izin resmi dari Sekretariat DPR untuk menghadiri rapat secara langsung dari balkon ruang rapat.

Di saat anggota pansus dari FPG Bambang Soesatyo mengajukan pertanyaan kepada Kombes Pol Susno Duadji, mendadak Rahmat dan Arifin berteriak "Tangkap maling Century!" Petugas keamanan dalam langsung meringkus dan membawa mereka keluar ruang sidang.

BEM STIE Swadaya

Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Bangsa yang Mandiri dan Bermartabat

IndonesiaBicara-Jakarta, 24 Juni 2009. Melalui kemampuan intelektualitas, seyogyanya mahasiswa mampu menangkap perasaan rakyat akan pentingnya kesejahteraan dan demokrasi yang adil dan merata sebagai konsekuensi logis dari Negara yang merdeka dan berdaulat, menanggapi tantangan dimasa depan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Maka pada 24 Juni 2009 di Wisma PHI (Persaudaraan haji Indonesia) Jakarta Pusat, 9 BEM dari berbagai Universitas telah menyelenggarakan acara Rembug Nasional Mahasiswa Indonesia bertema “Merangkai Visi Mahasiswa Indonesia: Mewujudkan Bangsa yang Mandiri dan Bermartabat.” Elemen BEM yang ikut serta dalam acara tersebut antara lain Universitas Jayabaya, Universitas Islam As-Syafiiah, Universitas Ibnu Chaldun, STMA Trisakti, STMIK Jayakarta, BEM STIE Swadaya, ABA-LPI, BSI Jatiwaringin, STIE Tri Dharma Widya.
Dalam rilisnya, BEM STIE Swadaya Rahmat sholeh juga mengatakan bahwa bangsa ini pernah dianggap sebagai keajaiban Asia karena kemampuannya bangkit dari keterpurukan dan secara fantastis melesat meninggalkan kawan-kawan sebayanya. Namun pembangunan bukan saja mampu mengantarkan bangsa Indonesia ke dalam kesejahteraan relatif, tetapi juga membawa problem ikutan berupa tumbuhnya pragmatisme, materialisme, dan hedonisme. Problem ikutan inilah yang dikemudian hari meluluhlantakan hasil positif pembangunan yang telah tercapai.
Terkait dengan demokrasi, rakyat memiliki hak untuk terlibat dalam urusan Negara, sesuai dengan sistem Negara yang disepakatinya. Dalam hal ini rakyat berhak mempertanyakan nasibnya dan menyuarakan pendapatnya. Secara kolektif, perikehidupan rakyat yang baik akan tercipta bila Negara dikelola oleh aparat yang bersih, jujur dan transparan dalam melaksanakan tugasnya. Konsekuensinya Negara harus bebas dari praktek kolusi, korupsi dan nepotisme ekonomi yang mengorbankan kepentingan rakyat. Maka dengan pemerintahan yang bersih dan kejujuran, para pengelolla Negara memiliki kewibawaan. Untuk menjamin Negara yang sehat, tidak lain hukum harus ditegakkan. Supremasi hukum, merupakan fondasi yang mengikat objektifitas penyelenggaraan Negara dimana pengelola Negara hanya mengabdi pada kebenaran dan kepentingan umum. Hanya dengan menegakkan hukum dan moralitas kejujuran, demokrasi yang sebenarnya akan terbangun dengan kokoh.

Bila rakyat merasakan adanya kekurangan dalam sistem konstitusi yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Dengan nalar intelektualitasnya, mahasiswa mampu menemukan argumentasi rasionil mengenai kondisi yang bobrok dan tidak sesuai dengan semangat konstitusi atau nilai kemanuasian. Hanya mahasiswa yang mampu menjadi pioneer perubahan, sekaligus menjadi kekuatan yang paling ditakuti oleh rezim penguasa despotik yang korup dibelahan dunia manapun.

Tuntutan reformasi nasional yang dikumandangkan mahasiswa, memicu kesadaran masyarakat untuk mendukung gerakan reformasi yang dimotori mahasiswa. Pada saat itu hanya mahasiswa yang berani bersuara di bawah ancaman laras senjata dan berani melangkahkan kaki dibawah desingan peluru dan gas air mata
Menurut Akbar dari BEM Jayabaya, acara yang berlangsung hingga tanggal 26 serta dihadiri sekitar 100 mahasiswa dari berbagai universitas ini terbuka bagi tiap elemen yang berminat menyumbangkan visinya bagi Indonesia yang lebih baik. (ri

STIE Swadaya

Mahasiswa baru STIE Swadaya ikuti kuliah umum

Senin, 3 Oktober 2011 00:24 WIB | 940 Views
Berita Terkait
Doni Kesuma salah satu mahasiswa STIE Swadaya yang juga artis sinetron mengakui bahwa, saat ini STIE Swadaya bisa bersaing dengan kampus-kampus lain yang ada di Jakarta.(*)

Jakarta (ANTARA News) - Dari sekitar 500 mahasiswa baru yang mendaftar di STIE Swadaya pada tahun ajaran 2011/2012, 300 diantaranya mengikuti kuliah umum di kampus yang berada di Jalan Jatiwaringin Kalimalang Jakarta Timur, kemarin.

Selain mahasiswa baru, kuliah umum yang disampaikan oleh Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Franky Mangatas Panjaitan, MM, juga dihadiri civitas akademika STIE Swadaya itu mengambil tema "Reformasi Pengawasan, khususnya di Pemprov DKI Jakarta".

Dalam kuliah umumnya, Franky mengatakan bahwa pengawasan dalam bidang birokrasi dan juga program-program yang dijanjikan gubernur saat mencalonkan diri harus terus menerus berjalan dan ini perlu dilakukan pengawasan, sehingga program-program tersebut bisa tepat sasaran.

Dan yang lebih penting lagi program-program tersebut harus tepat sasaran."Saya terus menerus melakukan pengawasan terhadap program-program gubernur, sehingga bia tepat sasaran dan waktu," katanya.

Franky mencotohkan, salah satu program yang dimaksud adalah di bidang pendidikan melalui  program Bantuan Operasional sekolah (BOS) dan dibidang kesehatan. Khusus di bidang pendidikan, Diknas DKI Jakarta untuk perguruan tinggi, juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru yang tidak memiliki biaya.

Dalam kesempatan tersebut, Franky juga berharap kepada mahasiswa baru STIE Swadaya bisa menjadi intelektual yang mengawal reformasi, bukan hanya dalam bidang poltik tetapi juga bidang lainnya.

Sementara itu Ketua STIE Swadaya, H. Hasanuddin P.MS mengatakan, bahwa untuk tahun ini jumlah mahasiswa baru yang mendaftar sudah melampaui target yang ditetapkan, melihat animo dan antusias masyarakat, dirinya yakin pada tahun-tahun mendatang jumlah mahasiswa bisa tersebut bertambah.

Tentunya untuk menarik minat masyarakat, berbagai fasilitas dan kelengkapan tersebut dibenahi, sehingga nantinya lulusan STIE Swadaya bisa melahirkan SDM-SDM yang berkualitas dan mampu bersaing dengan mahasiswa dri perguruan tinggi lainnya.

"Untuk mahasiswa baru yang tidak mampu, tidak usah khawatir sebab mahasiswa bisa mendaptkan beasiswa dari Diknas Pemrpov DKI, belum lagi beasiswa dari Dikti dan Yayasan Swadaya," lanjutnya.

Saat ini, kata Hasanuddin, bahwa mahassiwa di STIE Swadaya hanya menangung 30 persen beban atau biaya pendidikan, sedngkan sisanya ditanggung oleh STIE Swadaya melalui dana pihak ketiga, termasuk beasiswa melalui Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, lanjut Hasanuddin, STIE Swadaya juga memiliki prestasi dibidang olahraga, khsusnya bola basket. Bahkan pada kejuaraan basket liga mahasiswa (Libama) tingkat nasional, STIE Swadaya menjadi juara I.

BEM STIE Swadaya bergerak

BEM Nusantara Tolak Pemakzulan SBY
Banjarmasinpost.co.id - Selasa, 2 Maret 2010 | 15:10 Wita | Dibaca 60 kali | Komentar (0)
JAKARTA, SELASA- Ratusan massa mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara yang sempat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Selasa (2/3). Massa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini menolak adanya politisasi hasil Pansus Angket Kasus Bank Century DPR. Mereka juga menyuarakan, anti pemakzulan terhadap Presiden SBY.

Juru bicara aksi, Deni Firmansyah, yang Ketua BEM Universitas Paramadina dalam orasinya saat aksi berlangsung mengatakan, kemelut kasus Bank Century dalam beberapa bulan terakhir telah mencapai titik puncak. Pandangan akhir masing-masing fraksi di Pansus Angket Century, katanya, telah menciptakan ketegangan dalam koalisi pemerintahan,  terdapat perbedaan yang tajam pandangan fraksi dalam menyikapi kasus Bank Century di koalisi pemerintahan,  Partai Demokrat dengan Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera.

"Sepertinya, perbedaan pandangan ini akan memecahkan konsentrasi setiap program pemerintahan SBY lima tahun kedepan. Kondisi dinamika politik akibat pansus angket century saat ini, seperti menjadi entry point bagi kelompok-kelompok tertentu yang haus akan kekuasaan," kata Deni.

Etika politik  seharusnya, kata Deni, menjadi koridor, namun tidak lagi di ditaati dalam komitmen koalisi. " Ini kemudian menimbulkan,issue pemakzulan yang dimainkan oleh beberapa kelompok tertentu. Kami tidak yakin, itu terjadi," Deni meyakini.

"Kami lihat, Pansus Century hanya menjadi ajang eksistensi partai, mencari muka terhadap publik.  Harusnya bangsa yang besar, dibangun dengan pengorbanan yang besar, jiwa kesatria, dengan prinsip pemikiran dan wawasan kenusantaraan, bukan berdasar hasrat berkuasa, saling menjatukan satu sama lain dengan menghalalkan segala cara,  hanya untuk kepentingan sesaat," paparnya.

Dalam pernyataan sikapnya BEM Nusantara menyerukan,  menolak pemakzulan terhadap Presiden SBY,
meolak politisasi pansus angket Century, kemudian meminta kepada segenap elemen bangsa untuk fokus kembali melanjutkan pembangunan bangsa yang pro terhadap rakyat.

Elemen perguruan tinggi yang tergabung dalam BEM Nusantara se Jabotabek ini antara lain, BEM  Universitas Assafiiyah, Ibnu Chaldun Jakarta,Tarumanagara,Paramadina,UHAMKA,Jayabaya, Univ.Perbanas,  UIN Jakarta, BEM Unisma Bekasi, BEM STIE Swadaya, BEM STIMIK Jayakarta,  YAI, serta BSI Jatiwaringin. (Persda Network/yat)